Jumat, 22 Desember 2017

Gaya arsitektur Gotik

Gaya arsitektur Gotik
Gaya arsitektur Gotik muncul pada abad pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan pada akhirnya diteruskan oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gotik sering ditemukan di katedral dan gereja-gereja Eropa. Pada masa itu gereja Katolik memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Uskup-uskup banyak yang ditunjuk menjadi tuan tanah.

Bagian depan gereja dibuat megah dan besar dengan tujuan untuk memberikan kesan besarnya kekuatan Tuhan dan orang-orang yang menyembahnya. Bangunan tinggi dan menjulang ke langit menggambarkan aspirasi yang tinggi dan harapan untuk mencapai surga.
Leuven Town Hall di Belgia (Sumber: 1000wordsforfrance.blogspot.co.id)



Gaya arsitektur ini muncul akibat kebosanan atas arsitektur pada masa abad pertengahan. Pada masa itu bangunan yang diciptakan sangat terbatas dan bersifat fungsional. Beberapa bangunan Gotik, terutama gereja dan katedral berhasil memberikan inspirasi kepada manusia dalam hal ketaatan dan ketakwaan kepada Tuhan, karena desain yang dibuat pada era Gotik sangat fenomenal.

Berikut adalah beberapa karakteristik yang paling mendasar dari arsitektur Gotik:
Cologne Katedral di kota Cologne, Jerman (Sumber: www.yurtopic.com)



Ujung lancip pada eksterior. Bangungan yang tinggi, megah, dan menara dengan ujung yang lancip pada gereja identik dengan arsitektur Gotik. Dekorasi pada tampilan façade dibuat dengan sangat detail. Karakteristik ini sangat bertolak belakang dengan gaya arsitektur Romanesque yang datar dan bangunan yang tidak terlalu tinggi.

Flying Buttress di Gereja York Minister, Inggris (Sumber: flickr.com)



Flying Buttress. Flying buttress merupakan contoh karakteristik paling penting dalam dekorasi bagian luar bangunan gaya Gotik. Arsitektur Gotik menerapkan solusi untuk menyangga bangunan-bangunannya yang memiliki struktur tinggi dengan sistem flying buttress. Flying buttress tidak hanya berfungsi sebagai penyangga struktur bangunan tapi juga terlihat sangat dekoratif dengan desainnya yang memberikan efek kemegahan.
Pamplona Katedral di Spanyol (Sumber: commons.wikimedia.org)



Lengkungan runcing (pointed arch). Lengkungan runcing merupakan karakteristik yang paling penting dalam interior bangunan gaya Gotik. Lengkungan yang runcing berfungsi menahan beban dari desain langit-langit bangunan yang sangat berat dan tebal. Lengkungan ini juga menjadi dekorasi tersendiri untuk interior bangunan. Desain lengkungan yang runcing seperti ini sebenarnya meminjam gaya arsitektur Islam yang saat itu banyak digunakan di Spanyol. Arsitektur ini juga memungkinkan ukuran pilar penyangga di bawahnya menjadi lebih ramping.
Durham Katedral di kota Durham, Inggris (Sumber: commons.wikimedia.org)



Vault. Vault merupakan istilah arsitektur untuk bagian atap melengkung yang digunakan dalam arsitektur Gotik. Sistem vault pada atap bangunan menjadi salah satu ciri khas dari gaya Gotik. Vault memiliki fungsi yang sama dengan lengkungan runcing untuk menahan beban dari lantai diatasnya. Desain melengkung memberikan kesan tinggi dan kemegahan, sedangkan vault memberikan kesan keagungan dan keanggunan. Jajaran pilar yang tergabung dengan vault menjadi unsur utama dari konstruksi bangunan.
Chartres Katedral di Perancis (Sumber: pinterest.com)



Pencahayaan dan interior luas. Sebelum berkembangnya arsitektur Gotik, istana dan berbagai bangunan pada awal abad pertengahan bukan tempat yang menyenangkan untuk ditinggali atau untuk beribadah. Khususnya bangunan istana yang tidak memiliki fondasi yang kuat untuk menopang beban dari atap batu, sehingga istana biasanya menggunakan atap kayu yang membuat air hujan masuk ke dalam. Pencahayaan yang digunakan juga sangat sedikit sehingga terkesan gelap dan lusuh. Arsitektur Gotik menekankan kepada pencahayaan, jendela-jendela yang besar, dan interior yang luas, mengubah istana dan gereja terlihat lebih megah dan menyenangkan untuk ditempati.
Gargoyle di Notre Dame, Paris (Sumber: gerenandchrissie.wordpress.com)



Gargoyle. Gargoyle merupakan sebuah monster kecil yang biasanya diletakkan di sepanjang atap atau benteng bangunan dan istana. Gargoyle digunakan sebagai sistem drainase air hujan yang jatuh dari atap bangunan dan kemudian keluar dari mulut mereka. Tujuan lain dari penggunaan Gargoyle adalah menakut-nakuti petani jahat pada abad pertengahan

Gargoyle biasanya berbentuk menyeramkan, seperti iblis atau monster dan diletakkan menghadap ke bawah. Pada masa itu manusia dipenuhi dengan ketakutan dan takhyul. Bentuk dari makhluk yang mengerikan ini membuat banyak orang mencari perlindungan dan pertolongan kepada gereja atau katedral dari iblis dan hantu yang berkeliaran. Gargoyle merupakan salah satu karakteristik dari arsitektur Gotik yang sangat membekas dalam ingatan orang sampai sekarang.

Milan Katedral di Italia (Sumber: pinterest.com)



Penekanan pada dekorasi dan ornamen. Arsitektur Gotik merupakan gaya arsitektur pertama yang menggabungkan unsur keindahan dan estetik pada desain bangunan. Arsitektur tidak lagi hanya bersifat fungsional, tapi juga mempunyai makna dan arti tersendiri. Semakin bertumbuhnya ambisi dari para arsitek pada masa itu dalam pembuatan ornamen pada katedral dan istana, membuat terjadinya persaingan dan kompetisi antar kelompok untuk membuat konstruksi yang lebih megah.
Rose Window di Durham Katedral, Inggris (Sumber: www.durhamplaceoflight.com)



Rose window. Secara arsitektural rose window digunakan untuk pencahayaan dan memberikan kesan estetis pada bangunan. Sedangkan dari segi religi, rose window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang disimbolkan sebagai cahaya yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar